Selasa, 23 Desember 2014

EVALUASI



A.       Definisi Konseptual
Menurut Bloom et. Al (1971) Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount ar degree of change in individual student”[1]. Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi diri siswa.
Menurut Stufflebeam et. Al (1997) “Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”[2]. Evaluasi merupakan proses menggambarkan memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Menurut Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003), “EvaluationThe systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives”.[3] Evaluasi adalah proses sistematis
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan
sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional.
Menurut Ralph W. Teyler (1950) “Evaluation is a process of determining to what extent the educational objective are actually being realized”.[4] Evaluasi adalah sebuah proses menentukan sampai seberapa tinggi tujuan pendidikan sesungguhnya dapat dicapai.
Dari definisi menurut para ahli diatas dapat disintesakan, evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk menilai sesuatu dengan kenyataan yang terjadi serta menetapkan perubahan-perubahan untuk menentukan perencanaan yang baik guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan.


[1] Drs. Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta:  Rineka Cipta.2012) h.1
[2] Ibid.,
[3] Penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01pengertian-evaluasi-pengertian-penilaian-pengertian-pengukuran.html?m=1 diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 15.30 WIB

[4] Dr. Irawan, Evaluasi Teori, Model Standar, Aplikasi dan Profesi (Depok: Rajawali Pers, 2011) h.5



a.    Konsep Dasar Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep adalah rancangan atau ide yang masih diabstrakan sedangkan dasar adalah pokok atau pangkal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep dasar evaluasi adalah suatu rancangan atau ide pokok evaluasi.
Dalam suatu kegiatan pendidikan konsep dasar evaluasi harus dikuasai oleh pendidik ataupun calon pendidik yaitu Pengertian evaluasi pendidikan, tujuan evaluasi pendidikan, karakteristik evaluasi pendidikan, dan teknik evaluasi.[1]
a)    Pengertian Evaluasi Pendidikan
     Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Untuk membatasi masalah, dalam buku yang kami baca hanya membicarakan tentang penilaian disekolah.[2]
b)    Tujuan Evaluasi Pendidikan
     Pendidik dan calon pendidik ataupun pengelola pengajaran mengadakan evaluasi atau penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan atau tidak. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan sengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.[3]
c)    Karakteristik Evaluasi
     Secara sederhana, Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik evaluasi yang baik adalah:[4]
·         Kevalidan
     Valid artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
·         Reliable
     Realible artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliable jika mempunya hasil yang taat asas (consistent) .
·         Relevan
     Relevan artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi dasar dan indikator yang sudah ditetapkan.
·         Representative
     Artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh materi yang disampaikan
·         Praktis
     Praktis artinya mudah digunakan, jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat namun sulit untuk digunakan maka tidak praktis.
·         Deskriminatif
     Deskriminatif artinya lat ukur harus disusun sedemikian rupa, sehungga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan sekecil apapun.
·         Spesifik
     Spesifik artinya jika alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivilensi atau spekulasi.
·         Proporsional
     Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antaa sulit, sedang dan mudah.


d)    Teknik Evaluasi
     Teknik evaluasi ini dikenal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai kenyataan yang di evaluasi. Ada dua jenis teknik evaluasi dalam pembelajaran yaitu:[5]
1.    Tes
     Tes adalah penilaian komphrenhensive terhadap seorang individu atau usaha keseluruhan evaluasi. Ada dua jenis alat yang digunakan dalam program pembelajaran:
v  Tes tulis (obyektif tes):
- benar/salah
- pilihan berganda
- Menjodohkan
- melengkapi
v  Lisan :
-   Suatu penguju menilai satu calon
-   Satu penguji menilai sekolompok
-   Kelompok penguji menilai satu calon
-   Kelompok penguji menilai sekelompok calon
2.    Non tes
     Non tes adalah menilai aspek aspek tingkah laku seperti sikap, minat perhatian, karakteristik dan lain-lain. Yang tergolong teknis non tes antara lain:[6]
v  Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan yang dilakukan secara teliti dan pencatatan secara sistematis.
v  Studi kasus, adalah mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya.
v  Kuesioner, adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.
v  Rating scale (skala bertingkat), adalah skala yang beerbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
v  Wawancara, adalah suatu cara untuk mendapatkan jawaban dari responde dengan jalan Tanya jawab.
v  Check list, adalah deretan pertanyaan dimana responden yang dievaluasi hanya membubuhkan tanda cocok atau check list ditempat yang telah disediakan.
v  Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
  
b.    Prinsip-prinsip Evaluasi
Ketika proses evaluasi telah dilakukan dengan penerapan teknik evaluasi yang sudah sempurna namun apabila tidak dipadukan dngan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang diharapkan. Berikut ini adalah yang termasuk prinsip-prinsip evaluasi adalah:[7]
1)    Keterpaduan
   Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan, dimana ada kesatuan antara tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran.
2)    Keterlibatan siswa
   Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar yakni menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar-mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
3)    Koherensi
   Dengan prinsip ini dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dnegan kemampuan siswa yang hendak diukur.
4)    Pedagogis
   Prinsip ini sangat diperlukan karena sebagai alat penilai  dari hasil pembelajaran. Disamping itu, perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan skap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
5)    Akuntabilitas
   Setelah menilai dan melihat hasil pencapaian siswa kemudian diperlukan adanya penyampaian terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjwaban (accountability). Pihak-pihak yang dimaksud adalah orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Pihak-pihak tersebut perlu mengetahui keadaan dan kemajuan belajar siswa agar dapat mempertimbangkan manfaatnya.

c.    Objek Evaluasi
objek atau sasaran evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apa pun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi.[8]
Terdapat tiga objek evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu:[9]
1.    Input
Input atau masukan adalah bahan mentah yang akan dimasukkan dalam transformasi pendidikan. Input evaluasi adalah siswa, dan yang menjadi objek evaluasi pendidikan pada input siswa adalah hasil beljar, sikap, motivasi, bakat, kecerdasan, minat dan kepribadian.
2.    Transformasi
Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Di sekolah terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhaisil atau gagalnya sebagai transformasi, hal itu ditentukan oleh unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut adalah guru, bahan pelajaran, metode mengajar, sarana prasarana, sistem administrasi.
3.    Output
Output adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi. Output evaluasi adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu. Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian atau prestasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.


[1] www.slideshare.net/mobile/apil73/konsep-dasar-evaluasi24274557 diakses pada tanggal 3 Desember 2014 pukul 21.30 WIB
[2] Drs. H. Daryanto, op.cit., h.6
[3] Drs. H. Daryanto, op.cit., h.7
[4] Hanaa-luthfiie21.blogspot.com/2013/10/karakteristik-evaluasi-pembelajaran.html?m=1 diakses pada tanggal 3 Desember pukul 22.30 WIB
[5] www.tuanguru.com/201201/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html?=1  diakses pada tanggal 3 Desember pukul 23.30 WIB
[6] Drs. H. Daryanto, op.cit., h.28
[7] Drs. H. Daryanto, op.cit., h.19
[8] Suharsimi arikuntoro, op.cit., h.30
[9] Qolbu.blogspot.com/2013/10/obje-dan-subjek-evaluasi-pendidikan.html?m=1 diakses pada tanggal 5 Desember pukul 23.32 WIB