-
A. Definisi Knowledge Management
-
Horwitch dan Armacost
(2002) mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagaipelaksanaan penciptaan,
penangkapan, pentransferan, dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang
tepat ketika dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak
dengan tepat, serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis.[1]
-
Davidson dan Voss
(2002) mendefisinikan manajemen pengetahuan sebagai sistem yang memungkinkan
perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreatifitas para stafnya untuk
perbaikan kinerja perusahaan.[1]
-
Santoso dan Surmach
(2001) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan proses dimana
perusahaan melahirkan nilai – nilai dari intelectuall
dan aset yang berbasiskan pengetahuan.2
-
Laudon and Laudon
(2002:372-3) menyatakan bahwa Knowledge Management berfungsi meningkatkan
kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan
pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management adalah serangkaian
proses yang dikembangkan di dalam suatu organisasi untuk menciptakan,
mengumpulkan, memeliharan dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.
B. Jenis
Penerapan Knowledge Management
1. Tacit
Knowledge
Tacit
knowledge adalah manajemen pengetahuan yang sulit dilihat secara kasat mata,
atau bersifat personal. Pengetahuan ini dikembangkan memlalui pengalaman yang
sulit untuk diformulasikan dan dikembangkan. Pengetahuan ini biasanya tidak
terlihat dalam bentuk tulisan namun dapat terukur melalui kinerja seseorang.
2.
Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai :
-
Dapat diucapkan
secara tepat dan resmi.
-
Mudah disusun,
didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan.
Penerapan
explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam
bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan
dapat mempelajarinya secara independent.
Penerapan
contoh explicit knowledge adalah adanya Standard Opertional Procedure (SOP)
yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai manajemen yang ada di
suatu perusahaan.
Standard
Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk mempertahankan
kualitas dan hasil kerja. Dengan menggunakan Standard Operation Procedure maka
tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan, juga tamu akan terbiasa dengan
sistem pelayanan yang ada. Disamping itu Standard Operation Procedure diciptakan
agar para tamu merasa nyaman dalam mendapatkan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan. Standard Operation Procedure sendiri dalam pelaksanaannya sangat
fleksibel karyawan dapat memberikan masukan berdasarkan pengetahuan yang
didapat.
Lebih
lanjut menurut Sulastiyono (2001) :
Standard
adalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk,
dibandingkan dengan harapan-harapan tamu. Oleh sebab itu, agar suatu jenis
pekerjaan dapat menghasilkan produk yang standard dari waktu ke waktu, maka
cara-cara mengerjakan untuk menghasilkan produk tersebut juga harus dilakukan
dengan cara-cara yang standard pula. Yang dimaksudkan dengan produk yang standard
adalah :
1.
Memiliki derajat
kesesuaian untuk pemakai.
2. Setiap jenis produk
yang dihasilkan untuk digunakan, secara konsisten memiliki spesifikasi yang
sama.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya atau digunakannya Standard Operation Procedure adalah:3
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya atau digunakannya Standard Operation Procedure adalah:3
1.
Mempunyai nilai
sebagai alat atau saluran komunikasi bagi manajemen dengan para staf dan para
pelaksananya. Melalui Standard Operation Procedure, seluruh staf dan karyawan
akan mengetahui secara jelas, berusaha untuk memahami tentang tujuan dan
sasaran, serta kebijakan dan prosedur kerja perusahaan. Dengan demikian setiap
orang dalam organisasi akan menerima pesan yang jelas dari Standard Operation
Procedure tersebut.
2.
Standard Operation
Procedure juga dapat digunakan sebagai alat atau acuan untuk melaksanakan
pelatihan baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi karyawan baru.
3.
Standard Operation
Procedure dapat mengurangi waktu yang terbuang, dengan demikian diharapkan akan
meningkatkan produktivitas kerja baik bagi manajemen ataupun bagi para staf dan
karyawan. Apabila tidak tersedia manual pekerjaan, maka bila terjadi sesuatu kesulitan
dalam menyelesaikan pekerjaan harus dicari dahulu jalan pemecahannya, atau
didiskusikan dahulu dengan rekan sekerja dan atasannya, dan ini berarti
membuang waktu. Lain halnya bila cara penyelesaiannya sudah tersedia secara
tertulis, maka akan lebih cepat pelaksanaanya dan waktu lebih banyak dihemat,
serta dapat lebih dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan lain.
4.
Dengan dibantu oleh
pengawasan yang dilaksanakan dalam proses pekerjaan, maka Standard Operation
Procedure dapat dilaksanakan secara lebih konsisten, dan menjamin terciptanya
produk yang standar, sekalipun dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dan
waktu pelaksanaan yang tidak bersamaan.
5.
Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit knowledge. Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge yang lebih mudah disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal baru dalam knowledge management, dan pengalaman yang telah dibentuk oleh para ahli sebelumnya menjadi bahan pertimbangan terbentuknya teknologi itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-sistem yang mempermudah proses penyebaran knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak perusahaan untukproses penyebaran knowledge adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”. Intranet merupakan salah satu bentuk teknologi yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet atau yang disebut juga internal internet menawarkan kesempatan untuk menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan dari internet. Menurut pendapat Merali peralatan seperti intranet dan internet dianggap sebagai sistem knowledge management yang utama untuk menjalankan dan mendukung forum diskusi dan praktek (1999). Intranet bukan merupakan jaringan tunggal juga bukan merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan-jaringan seperti internet. Nama intranet digunakan sebagai perwujudan dimana standar dan alat- alat dikembangkan dalam internet digunakan untuk menyimpan dan mengirim data perusahaan kepada pengguna dalam jaringan internal.
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit knowledge. Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge yang lebih mudah disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal baru dalam knowledge management, dan pengalaman yang telah dibentuk oleh para ahli sebelumnya menjadi bahan pertimbangan terbentuknya teknologi itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-sistem yang mempermudah proses penyebaran knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak perusahaan untukproses penyebaran knowledge adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”. Intranet merupakan salah satu bentuk teknologi yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet atau yang disebut juga internal internet menawarkan kesempatan untuk menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan dari internet. Menurut pendapat Merali peralatan seperti intranet dan internet dianggap sebagai sistem knowledge management yang utama untuk menjalankan dan mendukung forum diskusi dan praktek (1999). Intranet bukan merupakan jaringan tunggal juga bukan merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan-jaringan seperti internet. Nama intranet digunakan sebagai perwujudan dimana standar dan alat- alat dikembangkan dalam internet digunakan untuk menyimpan dan mengirim data perusahaan kepada pengguna dalam jaringan internal.
C. Elemen
– Elemen Knowledge Management
1. People
Knowledge
Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk
knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3. Processes
Yang
terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan
menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan
prosedur dan proses tertentu.
D. Tujuan
Penerapan Knowledge Management
Implementasi
knowledge management atau manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh
positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung, beberapa manfaat knowledge management atau manajemen pengetahuan bagi
perusahaan antara lain:
1. Penghematan
waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik,
maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks
yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Peningkatan
aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap
karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di
lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan
inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan
kompetensinya.
3. Kemampuan
beradaptasi. Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan
lingkungan bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan
produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses
atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan
meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar