A.
Definisi Konseptual
Menurut
Bloom et. Al (1971) “Evaluation, as we see it, is the systematic collection
of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in
the learners as well as to determine the amount ar degree of change in
individual student”[1].
Evaluasi, sebagaimana
kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan
apakah dalam kenyataan terjadi perubahan diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam pribadi diri siswa.
Menurut
Stufflebeam et. Al (1997) “Evaluation is
the process of delineating, obtaining, and providing useful information for
judging decision alternatives”[2].
Evaluasi merupakan proses menggambarkan memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Menurut
Frey,
Barbara A., and Susan W. Alman. (2003), “EvaluationThe systematic process of collecting,
analyzing, and interpreting information
to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives”.[3]
Evaluasi
adalah proses sistematis
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan
sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional.
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan
sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional.
Menurut
Ralph W. Teyler (1950) “Evaluation is a
process of determining to what extent the educational objective are actually
being realized”.[4]
Evaluasi adalah sebuah proses menentukan sampai seberapa tinggi tujuan
pendidikan sesungguhnya dapat dicapai.
Dari
definisi menurut para ahli diatas dapat disintesakan, evaluasi adalah suatu
kegiatan atau proses sistematis untuk menilai sesuatu dengan kenyataan yang
terjadi serta menetapkan perubahan-perubahan untuk menentukan perencanaan yang
baik guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
[1]
Drs. Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta.2012) h.1
[2]
Ibid.,
[3]
Penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01pengertian-evaluasi-pengertian-penilaian-pengertian-pengukuran.html?m=1
diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul 15.30 WIB
[4]
Dr. Irawan, Evaluasi Teori, Model Standar, Aplikasi dan
Profesi (Depok: Rajawali Pers, 2011) h.5
a.
Konsep Dasar Evaluasi
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep adalah rancangan atau ide yang masih
diabstrakan sedangkan dasar adalah pokok atau pangkal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa konsep dasar evaluasi adalah suatu rancangan atau ide pokok
evaluasi.
Dalam
suatu kegiatan pendidikan konsep dasar evaluasi harus dikuasai oleh pendidik
ataupun calon pendidik yaitu Pengertian evaluasi pendidikan, tujuan evaluasi
pendidikan, karakteristik evaluasi pendidikan, dan teknik evaluasi.[1]
a) Pengertian Evaluasi
Pendidikan
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai
yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Untuk membatasi masalah, dalam buku
yang kami baca hanya membicarakan tentang penilaian disekolah.[2]
b) Tujuan Evaluasi
Pendidikan
Pendidik dan calon pendidik ataupun
pengelola pengajaran mengadakan evaluasi atau penilaian dengan maksud melihat
apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan atau
tidak. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon
siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat
disamakan sengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi
yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.[3]
c) Karakteristik
Evaluasi
Secara sederhana, Zainal Arifin (2011 : 69)
mengemukakan karakteristik evaluasi yang baik adalah:[4]
·
Kevalidan
Valid artinya suatu alat ukur dapat
dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
·
Reliable
Realible artinya suatu alat ukur dapat
dikatakan reliable jika mempunya hasil yang taat asas (consistent) .
·
Relevan
Relevan artinya alat ukur yang digunakan
harus sesuai dengan standar kompetensi dasar dan indikator yang sudah
ditetapkan.
·
Representative
Artinya materi alat ukur harus betul-betul
mewakili dari seluruh materi yang disampaikan
·
Praktis
Praktis artinya mudah digunakan, jika alat
ukur itu sudah memenuhi syarat namun sulit untuk digunakan maka tidak praktis.
·
Deskriminatif
Deskriminatif artinya lat ukur harus
disusun sedemikian rupa, sehungga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan sekecil
apapun.
·
Spesifik
Spesifik artinya jika alat ukur disusun dan
digunakan khusus untuk objek yang diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan
tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivilensi atau spekulasi.
·
Proporsional
Proporsional artinya suatu alat ukur harus
memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antaa sulit, sedang dan mudah.
d) Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi ini dikenal untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai kenyataan yang di evaluasi. Ada dua
jenis teknik evaluasi dalam pembelajaran yaitu:[5]
1. Tes
Tes adalah penilaian komphrenhensive
terhadap seorang individu atau usaha keseluruhan evaluasi. Ada dua jenis alat
yang digunakan dalam program pembelajaran:
v
Tes tulis (obyektif tes):
- benar/salah
- pilihan berganda
- Menjodohkan
- melengkapi
v
Lisan :
- Suatu penguju menilai
satu calon
- Satu penguji menilai
sekolompok
- Kelompok penguji
menilai satu calon
- Kelompok penguji
menilai sekelompok calon
2. Non tes
Non tes adalah menilai aspek aspek tingkah
laku seperti sikap, minat perhatian, karakteristik dan lain-lain. Yang
tergolong teknis non tes antara lain:[6]
v
Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan yang dilakukan secara teliti dan pencatatan secara
sistematis.
v
Studi kasus, adalah mempelajari individu dalam periode
tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya.
v
Kuesioner, adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.
v
Rating scale (skala bertingkat), adalah skala yang
beerbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
v
Wawancara, adalah suatu cara untuk mendapatkan jawaban
dari responde dengan jalan Tanya jawab.
v
Check list, adalah deretan pertanyaan dimana responden
yang dievaluasi hanya membubuhkan tanda cocok atau check list ditempat yang
telah disediakan.
v
Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan
seseorang selama dalam masa kehidupannya.
b.
Prinsip-prinsip Evaluasi
Ketika proses evaluasi telah dilakukan dengan
penerapan teknik evaluasi yang sudah sempurna namun apabila tidak dipadukan
dngan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang
diharapkan. Berikut ini adalah
yang termasuk prinsip-prinsip evaluasi adalah:[7]
1) Keterpaduan
Evaluasi
harus memegang prinsip keterpaduan, dimana ada kesatuan antara tujuan
intruksional atau tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode
pembelajaran.
2) Keterlibatan siswa
Prinsip
ini berkaitan erat dengan metode belajar yakni menuntut keterlibatan siswa
secara aktif. Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan
belajar-mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
3) Koherensi
Dengan
prinsip ini dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang
sudah disajikan dan sesuai dnegan kemampuan siswa yang hendak diukur.
4) Pedagogis
Prinsip
ini sangat diperlukan karena sebagai alat penilai dari hasil pembelajaran. Disamping itu, perlu
adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan skap dan
perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi
diri siswa.
5) Akuntabilitas
Setelah
menilai dan melihat hasil pencapaian siswa kemudian diperlukan adanya
penyampaian terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai
laporan pertanggungjwaban (accountability). Pihak-pihak yang dimaksud adalah
orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Pihak-pihak
tersebut perlu mengetahui keadaan dan kemajuan belajar siswa agar dapat
mempertimbangkan manfaatnya.
c.
Objek Evaluasi
objek atau sasaran
evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apa pun
yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang
disebut dengan objek evaluasi.[8]
Terdapat tiga objek
evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu:[9]
1. Input
Input atau masukan adalah bahan mentah yang akan
dimasukkan dalam transformasi pendidikan. Input evaluasi adalah siswa, dan yang
menjadi objek evaluasi pendidikan pada input siswa adalah hasil beljar, sikap,
motivasi, bakat, kecerdasan, minat dan kepribadian.
2. Transformasi
Transformasi adalah
mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia
sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Di sekolah terdiri
dari beberapa mesin yang menyebabkan berhaisil atau gagalnya sebagai
transformasi, hal itu ditentukan oleh unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur
transformasi sekolah tersebut adalah guru, bahan pelajaran, metode mengajar,
sarana prasarana, sistem administrasi.
3. Output
Output adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi.
Output evaluasi adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu.
Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pencapaian atau prestasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
di sekolah.
[1]
www.slideshare.net/mobile/apil73/konsep-dasar-evaluasi24274557 diakses pada tanggal 3 Desember
2014 pukul 21.30 WIB
[2]
Drs. H. Daryanto, op.cit., h.6
[3]
Drs. H. Daryanto, op.cit., h.7
[4]
Hanaa-luthfiie21.blogspot.com/2013/10/karakteristik-evaluasi-pembelajaran.html?m=1
diakses pada tanggal 3 Desember pukul 22.30 WIB
[5]
www.tuanguru.com/201201/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html?=1
diakses pada tanggal 3 Desember pukul 23.30 WIB
[6]
Drs. H. Daryanto, op.cit.,
h.28
[7]
Drs. H. Daryanto, op.cit.,
h.19
[8]
Suharsimi arikuntoro, op.cit.,
h.30
[9]
Qolbu.blogspot.com/2013/10/obje-dan-subjek-evaluasi-pendidikan.html?m=1
diakses pada tanggal 5 Desember pukul 23.32 WIB
0 komentar:
Posting Komentar