Definisi Komunikasi
Shannon
& Weaver, 1949
Komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yangsaling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaja.Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi jugadalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Hovland,
Janis & Kelley:1953,
Komunikasi adalah
suatu proses melalui manaseseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya(khalayak).
Berelson
dan Stainer, 1964.
Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi,gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol sepertikata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain.
David
K. Berlo, 1965.
Komunikasi sebagai
instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untukmengetahui
keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan denganmasyarakat.
Gode,
1959
. Komunikasi adalah suatu
proses yang membuat sesuatu dari yangsemula dimiliki oleh seseorang (monopoli
seseorang) menjadi dimiliki oleh duaorang atau lebih.5.
Barnlund,
1964
. Komunikasi timbul
didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untukmengurangi rasa ketidakpastian,
bertindak secara efektif, mempertahankan ataumemperkuat ego.
Proses komunikasi
Proses komunikasi adalah
bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga
dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses
Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan
berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1.
Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles
menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap
komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
1. Pembicara,
yaitu orang yang menyampaikan pesan
2. Apa yang akan dibicarakan
(menyangkut Pesan nya itu sendiri)
3. Penerima, orang yang
menerima pesan tersebut.
2. Model Komunikasi David
K.Berlo
Dalam
model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4
Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah
3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
1. Source (Sumber), Sumber
adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut
sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam
hal ini sumber juga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi,
Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source,
sender, atau encoder.
2. Message (Pesan), pesan
adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang
(komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan
juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal
dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi.
Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
3. Channel (Media dan saluran
komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis,
dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan
tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media
komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon,
telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat
massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, surat kabar,
majalah, dll) , dan media elektornik (TV, Radio). Untuk
Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa
bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka
www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda
chatting melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan
jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah
menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri).
4. Receiver (Penerima Pesan),
Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media.
Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi.
Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga
disebut sebagai publik, khalayak, masyarakat, dll.
Elemen Tambahan :
1. Feedback (Umpan Balik),
Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini
bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa
didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis
mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita
artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit.
Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang.
2. Efek,
sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah
sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami
perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini
adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku
(Kognitif, afektif, dan konatif)
3. Lingkungan,
adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu
komunikasi. Situasi
Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
·
Lingkungan Fisik(Letak
Geografis dan Jarak)
·
Lingkungan Sosial Budaya
(Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)
·
Lingkungan Psikologis (
Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan)
·
Dimensi
Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam)
3. Model Komunikasi Bovee
dan Thill
Bovee
dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan
bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :
1. Pengirim memiliki sebuah
Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim,
yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut.
2. Ide Dirubah Menjadi Pesan.
Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh
oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah
pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING.
3. Pemindahan Pesan. Setelah
sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada
penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau
Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll)
4. Penerima
menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima.
5. Penerima
pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai
pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya
dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan
kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang.
Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
1. Penginterprestasian
Hal
yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul
hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke
dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian
Tahap
ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini
disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses
ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter,
alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan
ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan
ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.
6. Penyandian Balik
Tahap
ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui
peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya
berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian
Tahap
ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam
bentuk pesan.
Jenis-jenis komunikasi
Pada dasarnya komunikasi
digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia
atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri
dari:
1. Komunikasi
Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan
kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan).
Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat
diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi
suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara
yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam
berkomunikasi.
d. Humor:
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara
singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah
dimengerti.
f. Timing (waktu
yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi
non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi
non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang
termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi
wajah
Wajah merupakan sumber yang
kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak
mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang
tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak
mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi
yang lainnya
c. Sentuhan adalah
bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat
dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur
tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound
(Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga
salah satu ungkapan perasaan dan
pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal
lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi
pesan yang sangat jelas.
f. Gerak
isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti
mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai
upaya untuk menghilangkan stress
Hambatan Komunikasi
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang
dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,
sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media
komunikasi.Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden dan
Sherman Personel Management jenis hambatan teknis dari komunikasi :
- Tidak adanya
rencana atau prosedur kerja yang jelas
- Kurangnya informasi
atau penjelasan
- Kurangnya
ketrampilan membaca
- Pemilihan media
[saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan Semantik
Gangguan
semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses
pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi
seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol
(kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan
kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan
sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator
harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya,
dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang,
dll.
Menurut Cruden
dan Sherman :
- Hambatan yang berasal
dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan
mendengarkan, perbedaan
status, pencairan informasi, penyaringan informasi
- Hambatan yang ditimbulkan
oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Suasana iklim kerja dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi.
Mengatasi kendala
Komunikasi dalam Organisasi
Beberapa solusi yang dapat
ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam proses komunikasi
organisasi antara lain :
1.Hubungan Antar Personal
Menciptakan
hubungan intim yang dimiliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi,
antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan
antar persona. Suatu anailisis khusus tentang hubungan antar pesona menyatakan
bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi dalam organisasi bila melakukan
hal-hal berikut ini
1) Menjaga kontak pribadi
yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
2) Menetapkan dan
menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain tanpa
membesar-besarkan ketidaksepakatan.
3)Menyampaikan informasi
kepada orang lain tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan,
atau perubahan lainnya yang disengaja
4) Terlibat dalam pemecahan
masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap mbertahan atau
menghentikan proses
5) Membantu orang-orang
lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antar pesona yang efektif
6) Ikut serta dalam
interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam muslihat
Hubungan
antar pesona cenderung menjadi lebih baik bila kedua belah pihak melakukan
hal-hal berikut yaitu menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara
yang hangat dan ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan
pribadi mereka melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman yang positif,
hangat kepada satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons yang relevan
dan penuh pengertian, bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan
sikap menerima secara verbal maupun non verbal, selalu menyampaikan pandangan
positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan
mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2. Hubungan Posisional
Hubungan
posisional ditentukan dengan pendekatan struktur dan tugas-tugas fungsional
anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi
kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam
organisasi yang disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi
adalah:
a. Merencanakan penempatan
/ pengaturan jabatan secara benar
Sebagian
dari kegagalan untuk merencanakan dengan benar lebih banyak terletak pada
pengaturan orang-orang dari jabatan yang diberikan dari atasan sehingga pada
akhirnya terjadi kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada
dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan
rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan
kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam
organisasi
b. Berusaha menjernihkan
hubungan
Kegagalan
untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan,
ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari
kesalahan lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang
dapat menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal
dan vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
3. Hubungan berurutan
Informasi
disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses; dalam proses
ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan ; kepada orang kedua
yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan
orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua
menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah pengulang
pesan (relayor).
A.G.
Smith (1973) memperkenalkan empat fungsi dasar yang dilakukan
seorang pengulang pesan, yaitu :menghubungkan, menyimpan, merentangkan dan mengendalikan.
Para pengulang pesan adalah orang-orang perantara – penengah antara
pengirim dan penerima. Mereka menghubungkan unit-unit sistem dengan menyelaraskan
unit-unit tersebut satu sama lainnya19.
Adakalanya pengulang pesan mengubah pesan yang dibawanya untuk tujuan
menghasilkan keharmonisan antara unit-unit dalam sistem tersebut, namun
mengubah pesan.
Menurut
Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi
kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi yang disebabkan
ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
1) Merencanakan penempatan
/ pengaturan jabatan secara benar. Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan
dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan
yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam
komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat
mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan rencana penempatan
orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan kemampuan dan
kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam organisasi
2) Berusaha menjernihkan
hubungan kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan
kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan, dan pelepasan
tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian.
Untuk itu perlu adanya individu yang dapat menjadi jembatan untuk mencairkan
situasi kebekuan komunikasi horizontal dan vertikal antar sesama rekan dan
antara bawahan – atasan..
Dalam
mengatasi kendala komunikasi dalam organisasi terdapat beberapa solusi untuk meminimalisir
yaitu menciptakan hubungan intim yang dimiliki dengan orang-orang lain dalam
tingkat pribadi, antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya
disebut hubungan antar pesona. Kemudian perencanaan / pengaturan jabatan secara
benar dan usaha untuk menjernihkan hubungan serta membuat reproduksi pesan
orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua
menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan
(relayor).
Komunikasi Menjadi Inti
Kepemimpinan
Sebelum membahas pentingnya
komunikasi dalam kepemimpinan, terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai
definisi kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan
(Stokdil, 1948). Selain itu, menurut Robert Tennenbaun, Irving
R. Wischler, dan Fred Massarik, definisi kepemimpinan menurut mereka adalah
kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan
diarahkan melalui proses komunikasi, kearah tercapainya sesuatu tujuan ataupun
tujuan-tujuan yang sudah di tetapkan.
Dari
pengertian kepemimpinan tersebut, dapat dilihat bahwa pada dasarnya komunikasi
memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan
bahwa tidak ada kepemimpinan tanpa adanya komunikasi. Terlebih lagi, salah satu
syarat untuk menjadi seorang pemimpin adalah memiliki kemampuan komunikasi yang
baik. Hal tersebut dikarenakan kemampuan berkomunikasi akan sangat menentukan
berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin
(leader) memiliki pengikut (follower) guna merealisasikan gagasannya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi
sebagai seorang pemimpin, khususnya dalam mempengaruhi perilaku orang lain.
Selain itu, jika dilihat dari pengertian kepemimpinan menurut Robert
Tennenbaun, Irving R. Wischler, dan Fred Massarik yang mendefinisikan
kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan
diarahkan melalui proses komunikasi, kearah tercapainya sesuatu tujuan ataupun
tujuan-tujuan yang sudah di tetapkan, maka semakin dapat dilihat bahwa
sebenarnya komunikasi merupakan inti dari kepemimpinan karena pengaruh antar
pribadi harus dilakukan melalui proses komunikasi. Tanpa adanya komunikasi,
pengaruh antar pribadi dalam rangka mencapai tujuan tertentu tersebut tidak
akan bisa dilakukan. Dengan kata lain, tanpa adanya komunikasi, tidak akan ada
kepemimpinan.
Pada dasarnya, komunikasi
tidak hanya penting bagi seorang pemimpin akan tetapi juga penting bagi para
pengikut karena setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang diambil atau
diberikan oleh seorang pemimpin kepada pengikutnya, juga dilakukan dengan
berkomunikasi. Jadi, pengikut juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi guna
lancarnya usaha dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hanya
saja, setiap pemimpin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam
berkomunikasi, mengingat krusialnya implikasi dari setiap tindakan, keputusan
dan perilaku seorang pemimpin sehingga akhirnya muncul istilah komunikasi
kepemimpinan atau leadership
communication. Komunikasi
kepemimpinan itu sendiri adalah sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di
mana bentuk komunikasi disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini
berarti, ada spesifikasi khusus dari elemen bahasa yang digunakannya. Oleh
karena itu, pemimpin yang efektif harus memahami pentingnya komunikasi yang
baik karena masalah dalam komunikasi (miskomunikasi) dapat menyebabkan
‘bottleneck’ di dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan yang berhasil
mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan
menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan
menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang
pemimpin dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan.
Keyakinan
dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu
lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat
benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi
komunikasi. Pertama ia menyadari untuk melaksanakan pengungkapan emosional
(fungsi) dengan sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kesan yang menarik
mereka dari tindakannya dari pada kata-kata.
Kedua pesan yang
disampaikan mengenai fakta dan informasi (fungsi) yang dapat dipertanggung
jawabkan. Ketiga mampu memberi daya dorong agar termotivasi kearah (fungsi)
yang memenuhi kepentingan semua pihak. Keempat mampu menjalankan kendali
(fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan konskuensi berkomunikasi serta
membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
Disatu
sisi kita dapat memahami makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan
kemampuan dan keterampilan untuk mendalami aktualisasi kedalam proses
komunikasi karena kita harus meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada
kata-kata, jadi dapat saja pemimpin melakukan komunikasi, tetapi ia tidak
mengambil tindakan, itu berarti tak ada seorangpun akan mempercayai komunikasi
tersebut, akibatnya dapat menimbulkan sindrom dalam bentuk gejala pura-pura
atau bentuk mental yang suka menunda-nunda.
Oleh
karena itu, pengkodean (proses) mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol
artinya apa yang dikomunikasikan, saluran (proses) artinya mediun lewat mana
sesuatu pesan komunikasi berjalan, pendekodean (proses) artinya penerjemahan
ulang pesan komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik (proses) artinya
tautan akhir dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam sistem guna
memeriksa kesalahpahaman.
Dengan demikian untuk
menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan secara terus menerus
oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan berhasil bila secara
sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi lain
melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar
dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan
dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
Komunikasi
merupakan seni atau cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat
memahami kita. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu,
berwawasan luas ke depan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan
rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan
berkomunikasi akan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasikan
gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya
kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk
mempengaruhi perilaku orang lain.
Komunikasi
memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan
bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Dalam kehidupan seorang pemimpin,
keberhasilannya ditentukan dari cara bagaimana dia dapat berkomunikasi dengan
anak buahnya atau pekerjanya. Dan keberhasilannya dalam berkomunikasi itu dapat
menjadi indikator bagi keberhasilan /kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.
Lingkaran pusat kepemimpinan adalah komunikasi. Komunikasi merupakan seni atau
cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita. Apalagi
syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan luas ke depan,
ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi akan sangat
menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasikan gagasannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Seperti
yang dilakukan oleh orang lain, setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang
diambil atau diberikan oleh seorang pemimpin, juga dilakukan dengan
berkomunikasi. Hanya saja, setiap pemimpin dituntut untuk lebih efektif dan efisien
dalam berkomunikasi, mengingat krusialnya implikasi dari setiap tindakan,
keputusan dan perilaku seorang pemimpin. Komunikasi kepemimpinan atau
leadership communication, adalah sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di
mana bentuk komunikasi disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini
berarti, ada spesifikasi khusus dari elemen bahasa yang digunakannya.
Jadi,
pemimpin yang efektif harus memahami pentingnya komunikasi yang baik.
Komunikasi dapat didefenisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang
atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam organisasi
karena komunikasi diperlukan untuk mencapai efektifitas dalam kepemimpinan,
perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manejemen konflik serta
proses-proses organisasi lainnya. Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa
berjalan dengan baik jika seorang pemimpin tidak memberikan kenyamanan malahan
yang ada adalah ketakutan bagi bawahannya dalam menyampaikan informasi
kepadanya? Jika komunikasi berjalan dengan baik, dua orang tidak lagi menjadi
objek yang mati satu sama lainnya, melainkan telah membukakan celah bagi satu
sama lain untuk menjadi pribadi dan dua pribadi yang saling mengungkapkan
penghargaannya.
Komunikasi
merupakan sebuah komponen penting dalam suatu kepemimpinan. Seorang pemimpin
yang baik salah satunya dinilai dari caranya berkomunikasi. Oleh karena itu,
penting bagi pemimpin untuk memahami guideline mengenai cara yang efektif dalam
berkomunikasi. Dengan demikian seorang pemimpin harus bisa dipercaya dan harus
mampu mengkomunikasikan visi perusahaan kepada para karyawannya. Beberapa
prinsip kepemimpinan yang harus dimiliki antara lain:
1. Memahami karakter para pengikutnya. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan ada yang bersifat umum dan spesifik bergantung
pada karakter pribadi masing-masing karyawan. Misalnya gaya memimpin harus
disesuaikan dengan perbedaan karyawan baru dan karyawan senior; karyawan yang
bermotivasi rendah dan yang bermotivasi tinggi. Intinya seorang pemimpin harus
memahami kebutuhan, kepentingan, emosi, dan motivasi para karyawannya dengan
bijak.
2. Mengenali dan memahami karakter diri sang
pemimpin sendiri. termasuk harus tahu apa yang diketahui dan diperbuatnya.
Pemimpin harus memiliki percaya diri. Kalau tidak maka para karyawan kurang
menghargai sang pemimpin. Karena itu pemimpin yang dihormati bukan karena
posisinya tetapi lebih pada karakternya.
3. Pemimpin harus memiliki kemampuan efektif
dengan para karyawan khususnya non verbal. Isi pesan harus disampaikan secara
lugas dan sederhana. Selain itu umpan balik sangat strategis dilakukan untuk
memelajari setiap pesan dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Seorang
pemimpin harus mampu menjadi pendengar yang baik.
casino.bet - DrmCD
BalasHapusCasino.bet is a 전라북도 출장마사지 licensed 정읍 출장안마 online gaming platform where you can 안동 출장마사지 place 강릉 출장마사지 bets in casino games and other live games. It 의왕 출장안마 offers various types of welcome bonus. We